Selasa, 08 September 2009

The Dance Company – Papa Rock N Roll


The Dance Company – Papa Rock N Roll


papa memang harus begini

sering bikin sakit hati

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


papa mungkin seminggu dibali

nyari panggung sana sini

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


bukanlah rasa untuk lari

itu tuntutan profesi

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


mama please, please don’t be angry

papa sibuk …

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


pengen kayak Bon Jovi (I’ll be there for you)

rock star yang sayang istri

mama aku disini

memelukmu lagi


one more time


pengen kayak Bon Jovi

rock star yang sayang istri

mama aku disini

memelukmu lagi


papa memang harus begini

sering bikin sakit hati

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


papa mungkin seminggu di bali

nyari panggung sana sini

papa gak pulang beibeh

papa gak bawa uang beibeh


papa gak pulang

gak bawa uang

papa gak pulang

papa gak bawa uang



Koleksi The Dance Company yang lain.
Mp3 Download & Lirik Lagu The Dance Company – Papa Rock N Roll
Gambar Artis Indonesia



















Download Youtube Video Clip The Dance Company – Papa Rock N Roll
Foto Artis Indonesia

Rabu, 02 September 2009

gempa tasikmalaya panik warga indonesia




Rabu, 2 September 2009 | 21:28 WIB

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Para korban gempa bumi dievakuasi ke rumah sakit setempat. Jerit tangis keluarga dan anak-anak menggema di ruang perawatan.

Gempa berpusat di 140 kilometer barat daya Tasikmalaya berkekuatan 7,3 skala richter. Data sementara hingga kini korban tewas akibat gempa mencapai 25 orang
Sedikitnya 1.082 rumah di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) rusak berat dan ringan akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 Skala Richter yang mengguncang wilayah tersebut pada pukul 14.55 WIB, Rabu (2/9).

"Informasi yang saya terima, hingga kini kerusakan rumah akibat gempa sebanyak 684 rumah rusak ringan dan 398 rumah rusak berat," kata Ketua Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (Satkorlak PBA) Sukabumi Letkol (Inf) Muhammad Yusuf kepada wartawan, Rabu malam.

Menurut Yusuf yang menjabat sebagai Komandan Kodim (Dandim) 06/07 Sukabumi, kerusakan rumah tersebut terjadi di hampir setiap kecamatan di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Bahkan tembok Balai Kota Sukabumi retak-retak. "Yang paling parah terjadi di wilayah Sukabumi bagian selatan," katanya.

Selain itu, kata Dandim, ada juga sebuah masjid di daerah Cisaat yang rusak parah akibat gempa dan satu unit kantor Koramil di Jampang Tengah juga rusak berat. Ia menyebutkan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan informasi soal adanya korban jiwa akibat bencana ini, namun ada lima orang pekerja bangunan mengalami luka-luka karena terjatuh dari atap pabrik dengan ketinggian sekitar delapan meter.

"Lima orang tersebut dibawa ke Rumah Sakit Hermina untuk mendapatkan perawatan medis. Empat orang sudah sadar, satu orang lainnya belum sadar," katanya. Ia mengatakan, kelimanya merupakan warga Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

Untuk membantu masyarakat yang rumahnya rusak akibat gempa, kata dia, pihaknya akan menerjunkan pasukan untuk membantu masyarakat memperbaiki rumahnya yang rusak. "Kami siap membantu masyarakat bila kondisinya benar-benar penting," katanya.

Indonesian Hackers Launch Independence Day Attack on Malaysian Web Sites

A ring of Indonesian hackers on Monday claimed to have attacked a list of more than 120 Web sites as retribution for Malaysia’s alleged theft of Indonesian cultural items and abuse of migrant workers.

A statement was posted on a Blogspot blog titled "Terselubung" saying that a number of Malaysian Web sites had been hacked and defaced to “celebrate” Malaysia’s Independence Day, which fell on Monday August 31.

“Today, August 31, 2009, an uncreative country, a country who likes to steal Indonesian culture, a country whose citizen is the mastermind of bombings in Indonesia, a country who has tortured many of our sisters — the migrant workers who worked there, a country who abused our national anthem, a country who harassed Indonesia on the Internet, a country that has stolen Sipadan and Ligitan islands, a country which has trespassed our water illegally, a country which received their independence from Britain, is celebrating its anniversary,” the Web site stated.

malaysia mengklaim tari pendet


Pemerintah Indonesia harus bertindak tegas atas klaim tari Pendet yang dilakukan oleh Malaysia. Langkah pertama adalah memanggil pihak kedutaan besar Malaysia.

“Cukup pemerintah memanggil Dubes Malaysia yang di Jakarta,” kata Wakil Ketua Komisi Bidang Budaya dan Pendidikan DPR, Anisah Mahfudz, kepada detikcom, Sabtu (22/8/2009).

Politisi PKB ini juga meminta agar Atase Pendidikan dan Kebudayaan yang ada di Malaysia bekerja dengan baik. Tujuannya, supaya masalah ini tidak terulang kembali.

“Harus ada extra effort dalam menjaga identitas dan budaya kita. Kasus klaim Malaysia ini seolah melengkapi sisi ketidaktegasan kita menghadapi provokasi negeri jiran tersebut,” jelasnya.

Munculnya klaim tersebut, kata Anisah, sangat disayangkan. Terutama ketika bangsa Indonesia baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan.

“Saya kira ini kegagalan pemerintah melakukan konsolidasi nasional dan cultural diplomacy atas kekayaan dan kebudayaan aset budaya kita,” tutupnya.

(mad/mad)detikcom


Disinilah !……… Warga Malaysia yang bicara Soal Tari Pendet


Setelah kisruh rumah tangga Mahonara Odelia Pinot dan sengketa di perairan Ambalat, munculnya tari khas Bali, Tari Pendet dalam iklan ‘Enigmatic Malaysia’ yang ditayangkan Discovery Channel makin memanaskan hubungan antar negeri jiran, Indonesia dan Malaysia.

Di dunia maya pun masalah tari Pendet jadi polemik yang ramai. Di satu sisi, warga Indonesia menuding Malaysia telah mengklaim bahkan mencuri kebudayaan Indonesia. Disisi lain, warga Malaysia menganggap negaranya tak pernah mengklaim tarian tersebut. Orang Malaysia tak mau dituding sebagai pencuri.

“Kalau memang Pendet milikmu, kenapa kau khawatir berlebihan. Malaysia tak pernah mengklaim itu,” kata seorang warga Malaysia, Harris, seperti dimuat laman Malay Mail, Rabu 26 Agustus 2009.

Ditambahkan dia, Discovery Channel telah mengaku salah. “Berhenti menuduh Malaysia mencuri kebudayaan. Kebudayaan seharusnya menyatukan kita, bukan justru memisahkan, betapa bodohnya,” tambah dia.

Dalam laman yang sama, seseorang yang tak mau disebutkan namanya justru menganggap media di Indonesia memanfaatkan isu tari Pendet untuk tujuan komersial dan menarikan ratingnya. Ini pendapatnya soal pemakaian identitas kultural Indonesia oleh Malaysia.

“Apa Anda tidak tahu di Malaysia ada orang Jawa, Bugis, Maluku, Minang, Dayak, Melayu, Manado, dal lain-lain. Darimana kebudayaan dan tradisi yang mereka miliki?,” kata dia.

Sementara, seseorang yang mengatasnamakan dirinya sebagai ‘creative person’ menganggap orang Indonesia terlalu sensitif.

“Dalam salah satu film dokumenter Malaysia tentang kelahiran batik, ada cuplikan sebuah tarian Jawa. Dijelaskan pula pengaruh batik Jawa pada batik Malaysia. Saya tidak merasa ini adalah kekeliruan.”

“Pemerintah dan bangsa Indonesia seharusnya berterimakasih pada rumah produksi Malaysia yang menyelipkan informasi tentang itu dan menyiarkannya di saluran internasional seperti Discovery Channel,” kata dia.

Indonesia seharusnya tak terlalu sensitif dan memandang negatif Malaysia. “Ironisnya, satu episode ‘Enigmatic Malaysia’ berjudul ‘Melakan Portuguese’ memenangkan penghargaan dalam Bali International Film Festival tahun lalu. Hmmmmm…,” tambah si ‘creative person’

Satu lagi warga Malaysia, Iskandar Khazimin Razali mengatakan Indonesia dan Malaysia datang dari nenek moyang yang sama, dari Sumatera dan Jawa. Mereka juga datang ke Malaysia membawa kebudayaannya. “Mengapa kami tidak dapat merasa memiliki kebudayaan itu?,” kata dia.

Ditambahkan iskandar, tari Pendet bukan isu besar. “Masih banyak isu yang harus Anda beri perhatian besar, misalnya terorisme, pembangunan ekonomi, teknologi,” kata dia.

Jika tari Pendet diaku sebagai asli Indonesia dan hanya Indonesia yang memiliki, kata Iskandar, mengapa dpemerintah Indonesia tak menjadikannya komersial secara internasional. “Yah, saya tahu mengapa, mungkin karena Anda menghadapi birokrasi yang panjang dan urusan yang berkaitan dengan uang.”

“Terus terang, kami orang Malaysia tak peduli dengan persoalan ini, sejujurnya kami muak. Kalian bisa mengklaim apapun sebagai milik Indonesia,” kata dia seperti dimuat laman Malay Mai, Selasa 25 Agustus 2009.

Pendapat tersebut hanya mewakili sebagian kecil masyarakat Malaysia. Bagaimana pendapat Anda? • VIVAnews